Share :

EMPING MELINJO SEBAGAI BRAND IMAGE KABUPATEN BATANG


EMPING MELINJO SEBAGAI BRAND IMAGE KABUPATEN BATANG Batangkab.go.id ( 15 Februari 2012 07:37:26 ) 




Kecamatan Limpung dengan produk emping melinjo-nya telah ditetapkan Pemerintah untuk pelaksanaan Program Pengembangan One Village One Produck (OVOP/Satu Kecamatan Satu Produk). Pelaksanaan program tersebut diharapkan dapat mengembangkan produk khas daerah yang telah menjadi brand image Kabupaten Batang ini.

Kabupaten Batang merupakan salah satu kabupaten penghasil emping melinjo. Sentra emping melinjo ini berada di Kecamatan Limpung, Reban dan Tersono, di mana hampir semua penduduk, khususnya di Kecamatan Limpung merupakan petani dan perajin emping melinjo. Tercatat ada sekitar 8.427 unit usaha yang bergerak dalam usaha pengolahan emping melinjo maupun produk makanan ringan lainnya. Khusus untuk emping melinjo, terdapat 6.251 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 18.670 orang. Dari jumlah tersebut, saat ini sudah terbentuk lima Kelompok Usaha Bersama (KUB), yakni KUB ‘Tani Rejo’ Ngaliyan, KUB ‘Kepuh’, KUB ‘Among Rogo’, KUB ‘Plumbon’ dan KUB ‘Limpung’. Sentra pengusahaan emping melinjo yang terbesar terletak di Desa Limpung, Desa Ngaliyan dan Desa Amongrogo Kecamatan Limpung.
Pembuatan emping melinjo di Kabupaten Batang banyak dilakukan oleh perajin yang merupakan ibu-ibu rumah tangga. Pada umumnya pengusaha membeli buah melinjo dalam bentuk kupas, kemudian buah melinjo tersebut dikeringkan. Setelah kering, buah melinjo dikirimkan kepada ibu-ibu perajin. Sistem yang digunakan adalah bagi hasil, yakni 2kg buah melinjo kering menjadi 1kg emping. Jika lebih maka kelebihan tersebut menjadi hak perajin.
Komoditas emping melinjo yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Batang terutama didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :
  • Pengusaha dan perajin emping melinjo jumlahnya sangat banyak, terutama yang ada di Kecamatan Limpung;
  • Tenaga kerja yang terlibat dalam pengusahaan emping melinjo sangat besar, meliputi petani, perajin, pengusaha, buruh dan tenaga kerja lain yang menjadi sumber pendapatan bagi sebagian penduduk;
  • Emping melinjo selama ini merupakan salah satu brand image yang melekat untuk Kabupaten Batang;
  • Pengusahaan emping melinjo juga menjadi salah satu produk yang dilambangkan menjadi salah satu klaster Kabupaten Batang.
Kekuatan yang dimiliki oleh Kabupaten Batang dalam pengusahaan emping melinjo adalah pada proses produksinya, di mana perajin bisa membuat emping melinjo yang berkualitas hanya dengan satu pukulan. Hal ini merupakan suatu keunikan, sekaligus keunggulan yang dimiliki oleh pengusaha daerah Kabupaten Batang yang tidak dimiliki oleh pengusaha daerah lain.
Pengusahaan emping melinjo di Kecamatan Limpung dan desa-desa di sekitarnya telah mampu menghasilkan beberapavarian/jenis emping melinjo, seperti rasa pedas, manis, asin dan dalam bentuk bulat kecil (klethuk), besar dan sebagainya. Desa Limpung yang merupakan sentra terbesar, yakni dengan 160 unit usaha dan menyerap tenaga 1.400 orang, mampu menghasilkan 345.600 kg, dengan nilai jual sekitar Rp.6,22 milyar. Di Desa Ngaliyan yang memiliki 50 unit usaha, dihasilkan sekitar 200 ton emping. Sedangkan di Desa Amongrogo dengan jumlah unit usaha sebanyak 75, mampu memproduksi 275 ton dengan nilai jual Rp.4,95 milyar dan menyerap tenaga kerja sebanyak 325 orang.
Sedangkan koperasi yang bergerak di sektor emping melinjo di Kecamatan Limpung adalah KUD Mawar, Koptan Tani Rejo Desa Ngaliyan, KSU Mitra Jasa Desa Pungangan, Koptan Dadi Raharjo Desa Amongrogo dan KSU Sorban Wali .
Dalam hal pemasaran, emping melinjo dari Kabupaten Batang dipasarkan ke seluruh kota yang ada di Jawa Tengah, Surabaya, Jakarta dan beberapa kota lainnya. Sudah terdapat beberapa pedagang besar yang kemudian menyalurkan produknya ke pasar, bahkan sudah diekspor ke beberapa negara, seperti negara-negara di Eropa, Singapura dan Malaysia. Untuk berekspansi ke pasar internasional memang masih terbatas, karena untuk melayani pasar domestik saja terkadang tidak cukup.
Seiring perkembangan yang terjadi, pengusahaan emping melinjo dituntut untuk dapat memenuhi permintaan konsumen dan kebutuhan pasar. Adanya produk yang berkualitas baik, kapasitas produksi yang memadai, suplai produk secara tepat waktu, serta dapat memenuhi permintaan pasar dengan kemasan yang baik, merupakan tuntutan pasar yang harus dipenuhi agar produk emping Batang dapat diterima dan bersaing di pasaran. Diperlukan sarana dan prasarana baik serta SDM yang terampil dalam rangka memenuhi tuntutan pasar tersebut.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, Pemerintah telah melakukan pembinaan kepada para pengusaha dan perajin di sentra-sentra pengusahaan emping melinjo dengan memberikan berbagai pelatihan dan bantuan peralatan, baik melalui APBD Kabupaten maupun APBD Provinsi. Peralatan pengolahan emping melinjo yang berasal dari bantuan Pemerintah Kabupaten Batang maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah adalah sebagai berikut :
No
Jenis Mesin/Alat
Jumlah
Kondisi
Keterangan
1

2

3

4

5

6
Batu Landasan Emping

Rigent Bambu

Alata-alat pengolahan emping
Hand Sealer

Sealer Injak

Continous Sealer
250buah

1.200buah

15 unit

20buah

1 buah

1 unit
Sedang

Sedang

Sedang

Baik

Rusak

Baik
Bantuan Pemkab. Batang
Bantuan Pemkab. Batang
Bantuan Pemkab. Batang
Bantuan Pemkab. Batang
Bantuan Pemkab. Batang
Bantuan Pemprov. Jateng
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Batang juga telah memfasilitasi bantuan hibah untuk kegiatan simpan pinjam yang telah diterima oleh Koptan Tani Rejo sebesar Rp.50juta, serta kegiatan program penguatan pengembangan permodalan dan jaringan kemitraan.
Salah satu permasalahan yang dialami dalam pengusahaan emping adalah pada bahan baku. Selama ini hanya sekitar 4,2% saja bahan baku yang didapatkan langsung dari Kabupaten Batang, sementara lainnya didatangkan dari daerah lain, yaitu Palembang, Banten, Yogyakarta dan Lampung. Permasalahan ini disebabkan oleh banyaknya penebangan pohon akibat berbagai hal, seperti banyaknya tanaman yang terserang hama dan penyakit.
Permasalahan lain yang timbul adalah monopoli harga oleh pedagang besar, petani dan perajin tidak memiliki modal sehingga selamanya menjadi buruh dengan pendapatan kecil, serta proses pasca panen yang terlalu lama karena masih manual, seperti masalah pengemasan, di mana para pengusaha kesulitan dalam proses pengemasan standar.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, beberapa upaya pemecahan yang dapat dilaksanakan antara lain :
  • bantuan bibit bermutu yang disertai dana pemeliharaan;
  • penguatan modal untuk memberdayakan ekonomi petani dan perajin emping di kawasan agropolitan;
  • bantuan teknologi tepat guna berupa alat pengupas melinjo;
  • penanaman melinjo di berbagai ruang terbuka, seperti tepi jalan, tepi lapangan, tanah desa, dan lain-lain;
  • bantuan alat pengolahan emping klethuk melinjo;
  • bantuan alat pengering emping melinjo.
  • bantuan mesin pengemasan otomatis yang mobile dapat memberikan layanan pengemasan yang cepat, murah dan berkualitas, baik untuk pengemasan emping melinjo maupun jenis makanan ringan lainnya yang berorientasi ekspor.
Selain itu, dalam upaya untuk memberdayakan Koperasi dan UMKM, Pemerintah Kabupaten Batang melalui Dinas Pelayanan Koperasi dan UMKM telah mengidentifikasi data UMKM sentra emping melinjo di Desa Ngaliyan Kecamatan Limpung serta kebutuhannya. Dilaksanakan juga Forum Group Discussion pengembangan OVOP berbasis koperasi pada 11 Juli 2011 lalu. Forum ini diselenggarakan dalam rangka membahas dan mencarikan solusi terbaik secara lintas sektoral terhadap pengembangan komoditas unggulan daerah secara detail, sehingga pelaksanaan kegiatan OVOP dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Forum ini melibatkan stakeholder yang bergerak di bidang emping melinjo, kepala desa, perajin di sentra, koperasi serta BDS Pilar Batang, dengan narasumber dari Dinas Pelayanan Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Bappeda Batang, Kadinda Batang serta dari BRI Batang.
Bersama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa Tengah, Pemkab. Batang juga memfasilitasi bantuan peralatan kepada kelompok sentra emping di wilayah sentra emping melinjo Desa Ngaliyan Kecamatan Limpung melalui Program PengembanganOne Village One Produck (OVOP/Satu Kecamatan Satu Produk). Bantuan yang telah diterima Koptan Tani Rejo tersebut adalah alat penggorengan 4 unit, alat pengupas melinjo 4 unit dan sealer 4 unit yang akan digunakan oleh kelompok sentra emping melinjo di Desa Ngaliyan Kecamatan Limpung.
Guna memperkuat pengembangan usaha, telah dilaksanakan bimbingan teknis terhadap Koptan Tani Rejo di bidang kelembagaan, usaha serta administrasi usaha, pembinaan kewirausahaan kepada UMKM di wilayah Kecamatan Limpung, serta melaksanakan kegiatan program penguatan pengembangan permodalan dan jaringan kemitraan pada tanggal 11-12 Juli 2011 lalu di Desa Ngaliyan Kecamatan Limpung, dengan Narasumber dari KJKS Mitra Sejahtera Subah, BRI dan Bank Jateng Cabang Batang. (*)

Data Komoditi Tanaman Melinjo di Kabupaten Batang
  • Jumlah tanaman mlinjo : 42.000 pohon/105 Ha
  • Petani mlinjo : 1.100 orang
  • Pengrajin : 510 orang
  • Pedagang : 46 orang
  • Produksi per pohon : 25 orang
  • Total produksi : 1.050 ton ( 42.000 x 25 kg )
  • Jarak tanam : 5 x 5 ( karena tumpangsari )
  • Kebutuhan bahan baku : 24.704 ton / th atau 66 ton / hari
  • Mampu memasok : 4,2 % ( 1050 : 24.704 x % )
  • Produksi emping : 12.969 ton / th atau 36 ton / hari
  • Sumber bahan baku : Banten, Yogyakarta, dan Lampung




Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Dinas Pelayanan Koperasi dan UMKM
Kabupaten Batang
2011